Minggu, 28 November 2010

Inilah Multikhasiat Jalan Kaki

Nilai masing-masing olahraga tak selalu sama. Mungkin yang satu terbukti ampuh untuk mengencangkan otot, sedangkan yang lain baik untuk membakar kalori atau membentuk otot. Karena itu, kita sering dianjurkan untuk memvariasikan pilihan olahraga sehari-hari supaya semua manfaatnya bisa kita dapatkan.

Dari sekian banyak jenis olahraga yang tersedia, jalan kaki menjadi salah satu olahraga yang memiliki khasiat terbanyk. Manfaatnya diumumkan oleh situs kesehatan ternama webmd dalam artikel 7 Most Effective Exercises. Mau tahu bukti apa saja yang diberikan dari khasiat berjalan kaki? Ini beberapa penjelasannya.

Pertama, memperkecil risiko kanker. Menurut Dr. Lifang Hou, ilmuwan dari National Cancer Institute di Bethesda, Maryland, berjalan kaki, joging, bersepeda, semuanya dapat memperkecil risiko kanker usus, yang penting dilakukan setiap hari dan terus menerus. Selain itu bonus yang didapat selain terhindar dari kanker adalah meningkatnya kekebalan tubuh. Detoksifikasi yang terjadi saat tubuh kita bersimbah keringat, dapat meningkatkan sistem kekebalan.

Kedua, menyehatkan jantung. Di saat kaki dan tangan terasa kaku, persendian nyeri, dan ujung-ujung jari kedinginan, bisa jadi itu salah satu tanda sirkulasi darah yang tidak lancar. Hal seperti ini tidak boleh dianggap remeh. Karena, pembuluh darah yang tersumbat akan mengangggu kerja jantung.

Tak perlu melakukan operasi pelebaran pembuluh darah untuk mengatasinya. Lebih baik tempuhlah cara sederhana seperti yang dianjurkan Edward R. Laskowski, MD., yaitu rutin berjalan kaki. Menurutnya, saat kita berjalan, terjadi proses pembakaran di tubuh yang salah satunya adalah lemak yang menyumbat pembuluh darah ke jantung.

Bonus yang didapat adalah risiko stroke berkurang karena pembuluh darah lancar, laju oksigen menjadi leluasa. Informasi ini didapat dari penelitian Harvard School of Public Health, Boston. Laporan penelitian menyebutkan orang yang berjalan kaki selama 30 menit setiap hari, risiko strokenya berkurang 20-27 persen.

Ketiga, merasakan 30 tahun lebih muda. Sering berjalan kaki, penampilan pun tampak lebih muda 30 tahun. Ini karenak kecukupan oksigen yang diperlukan untuk memelihara kesegaran sel-sel tubuh. Plus, membantu mengaktifkan produksi kolagen yang menjaga kelembapan kulit.

Olahraga seperti jalan kaki dapat memperlancar sirkulasi oksigen dan peredaran darah. Dengan darah yang lancar, nutrisi ke seluruh jaringan kulit tidak akan terhambat. Kelancaran oksigen dan nutrisi adalah dua syarat penting dalam proses produksi kolagen. Di dalam penelitian terbukti pembuluh darah wanita usia 60 tahun, ternyata bisa sama sehatnya dengan wanita usia 28 tahun, asal sejak muda rutin berjalan kaki selama 40 menit setiap hari.

Bonus yang didapat adalah umur semakin panjang. Informasi yang dimuat dalam New England Journal of Medicine, menyebutkan bahwa berjalan kaki sepanjang 3,5 km
per hari dapat menurunkan angka kematian lansia. Pasalnya, jika sel-sel tubuh sehat, otomatis kerja organ-organ penting pun terganggu. Ini sama artinya dengan umur yang lebih panjang.

Bahasa ‘Alay’ Cemari Bahasa Indonesia

Belakangan ini bahasa ‘alay’ atau bahasa gaul merebak di kalangan remaja. Bahasa ‘alay’ sendiri adalah bahasa lisan yang dituliskan sehingga mengandung unsur bahasa tulisan. Bahasa alay mudah ditemui dalam pesan pendek (SMS) yang dikirim dari kalangan muda.
Tanpa disadari bahasa yang muncul karena kreativitas bahasa yang dimiliki oleh anak-anak muda ini dapat mempengaruhi kebiasaan berbahasa resmi.
“Jenis bahasa ‘alay’ ini hanya ada di Indonesia, karena di negara lain seperti Amerika tidak ada yang tahu bahasa seperti ini,” kata Prof Dr Esther Kuntjara, pakar linguistik Universitas Kristen Petra Surabaya.
Menurutnya, perkembangan bahasa ‘alay’ dapat dilihat dari dua sisi. Satu sisi bahasa ‘alay’ menunjukkan kreativitas anak-anak muda. Namun, di sisi lain dapat mempengaruhi penggunaan bahasa sehari-hari sehingga mempengaruhi bahasa tulis anak-anak muda. “Ketika harus menulis secara resmi, dikhawatirkan kebiasaan menulis dengan bahasa ‘alay’ muncul,” katanya.
Salah satu indikatornya, dalam ujian tertulis di sekolah atau kampus, siswa dan mahasiswa cenderung menyingkat kata yang tidak biasa. Kebiasaan ini, kata Esther, akan membuat kita semakin sulit untuk mendefinisikan berbahasa satu, bahasa Indonesia seperti yang diikrarkan pada Sumpah Pemuda.
“Sekarang ini saat ujian tulis terkadang muncul singkatan-singkatan yang kerap digunakan siswa saat melakukan sms atau chatting di facebook,” katanya.
Esther menyontohkan penulisan ‘tempat’ jadi ‘t4’, ‘mata-mata’ jadi mata” , ‘you’ jadi ‘u’, ‘apa’ jadi ‘aPa’ dan sebagainya. Disinyalir gaya bahasa yang sangat santai dan tidak memperhatikan kesopanan tersebut lambat naun dapat mengubah gaya hidup generasi muda.
Selain itu bahasa Indonesia yang selama ini menjadi bahasa “Ibu” akan tergeser dengan gaya bahasa tersebut.
“Akan semakin sulit bagi orang Indonesia untuk menggunakan bahasa nasional dan budaya nasional yang dimiliki oleh seluruh bangsa Indonesia,” katanya.

Rabu, 24 November 2010

Hindari Tidur Bersama Binatang Peliharaan

Kehadiran binatang peliharaan di rumah banyak memberikan manfaat, baik secara fisik maupun psikologis. Hal itu menyebabkan majikan dekat dengan binatang peliharaanya, hingga mengajak tidur bersama.

Menurut drh Parmanto, seperti dikutip situs www.dokterhewanonline.com binatang peliharaan boleh masuk ke dalam kamar dan bermain di lantai, namun tidak di tempat tidur. Sebab kebiasaan yang dianggap lumrah bagi sebagian orang itu, ternyata dapat berpenggaruh terhadap kesehatan Anda, seperti :

1. Kesehatan fisik
Binatang peliharaan seperti anjing dan kucing dapat membawa parasit tertentu, seperti jamur (ring worm) dan kudis (scabies dan demodex) yang dapat menular ke manusia. Derek Damin of Kentuckiana Allergy, Asthma & Immunology di Louisville menyatakan, hewan dapat memicu risiko kambuhnya asma dan alergi.

Oleh karena itu, disarankan bagi para penderita asma yang ingin berdekatan dengan hewan peliharaannya, disarankan ia harus divaksin dulu agar tubuh lebih kebal. Sedangkan yang memiliki bayi, usahakan agar selalu menjaga kebersihan kamar dan menghindarkan bayi Anda dari kontak langsung dengan hewan.

2. Kenyamanan tidur.
Meski beberapa orang merasa nyaman jika tidur ditemani hewan peliharaan, tetapi penelitian Dr John Shepard berkata lain. Dalam penelitiannya direktur medis Mayo Clinic Sleep Disorders Center menemukan sekitar 22% pasiennya mendapatkan gangguan tidur akibat tidur bersama hewan peliharaan. Penyebabnya adalah dengkuran dan embusan napas dari anjing atau kucing dapat membuat udara di kamar menjadi tidak nyaman.

3. Keintiman bersama pasangan.
Terlalu sering membiarkan hewan berada di kamar dan kasur Anda, bisa membuat hal ini menjadi sebuah kebiasaan. Ketika hewan peliharaan merasa nyaman, maka sangat sulit bagi Anda untuk bisa mengusirnya keluar dari kamar. Akibatnya kondisi ini akan membuat Anda terganggu ketika ingin menggunakan kamar tersebut untuk aktivitas pribadi.

4. Kebersihan kamar.
Aktivitas hewan peliharaan yang gemar mondar mandir ke seluruh penjuru rumah, membuat tubuhnya menjadi sarang segala kotoran. Jika Anda mengajak mereka untuk tidur bersama, otomatis kotoran yang melekat di tubuhnya akan menempel dan mengotori kamar.

Melarang hewan naik ke tempat tidur tidak berarti Anda tidak sayang dengan mereka. Anda bisa menunjukkan rasa sayang kepada hewan dengan cara lain, seperti mengajaknya jalan pagi atau sore hari.

Bahasa Indonesia, Favorit Siswa Australia

Bukan hanya makanan atau budaya Indonesia yang banyak memiliki penggemar di luar negeri, tapi juga Bahasa Indonesia. Tengok saja di ruang kelas sembilan Kormilda College, Darwin, Australia. Banyak siswa sekolah menengah yang tertarik mendalami Bahasa Indonesia meski bukan pelajaran wajib.Namun minat saja tidak cukup. Kepala Departemen Bahasa Asing Kormilda College, Greg St. Vincent, menyatakan ingin siswa belajar langsung di Indonesia. Namun ia menyadari itu tidak selalu dapat diwujudkan. "Kami ingin mengajak siswa-siswi ke Indonesia, tapi kami tidak bisa. Pada dasarnya mereka agak sulit mempelajari bahasa asing," ujar Greg St. Vincent.Proses pengajaran pun berlangsung gembira. Salah satunya dengan kuis tebak kata. Kelompok yang berhasil menebak dengan benar akan mendapat nilai. Tak hanya itu mereka juga banyak membuat proyek sekolah menggunakan bahasa Indoensia. Para siswa pun mengaku senang mempelajari bahasa Indonesia.Meski hanya terbatas di ruang kelas, bagi para siswa, tetap ada upaya untuk mendalami bahasa negara tetangga mereka. Lewat kemitraan dengan sekolah menengah di Indonesia, pengetahuan bertambah. Salah satu yang memungkinkan adalah program pertukaran antarsiswa maupun antarguru Indonesia dan Australia.

Pudarnya Pesona Bahasa Indonesia

Apa jadinya jika anak-anak muda anonim pencetus sumpah pemuda bangkit dari kubur dan mendapati anak-anak muda sekarang saat bicara dan menulis lebih suka nginggris ketimbang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Siswa sekolah pun kini menempatkan bahasa Indonesia pada nomor urut sepatu, tidak lagi menjadi pelajaran favorit. Tidak favorit berarti tidak penting untuk dipelajari. Ini terbukti dari hasil ujian nasional (UN) tiga tahun terakhir terus menurun.
Untuk SMP, nilai rata-rata UN Bahasa Indonesia tahun 2006 adalah 7,46, tahun 2007 menjadi 7,39, dan tahun 2008 menjadi 7,00. Untuk tingkat SMA Jurusan Bahasa, nilai rata-rata Bahasa Indonesia tahun 2006 adalah 7,40, kemudian 2007 turun 7,08, dan tahun 2008 menjadi 6,56. Hal yang sama terjadi untuk SMA Jurusan IPA dan IPS (Kompas, 1/11/2008).
Tak hanya itu, kurang favoritnya bahasa Indonesia juga menyebabkan rendahnya minat siswa memilih jurusan Bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Akibatnya, jurusan Bahasa Indonesia di sejumlah perguruan tinggi kekurangan mahasiswa, bahkan ada yang terancam ditutup.
Menekuni beberapa perangkaan di atas barangkali benar kalau ada yang mengatakan bahwa pesona bahasa Indonesia telah memudar dan tak lagi sakti. Kalah dengan bahasa asing, terutama Inggris dan Mandarin.
Guru bahasa dadakan
Beberapa asnad (bukti) di atas juga memunculkan pertanyaan penting: faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pesona bahasa Indonesia pudar. Dan, upaya seperti apa yang harus dilakukan agar pesona itu hadir kembali.
Berdasarkan pembacaan saya, ada tiga sebab. Pertama, tidak semua siswa mendapatkan pelajaran Bahasa Indonesia dari guru (sarjana) Bahasa Indonesia. Karena kurangnya jumlah pengajar, guru berkompetensi di luar rumpun bahasa, misalnya guru Olahraga, Fisika, atau Matematika terpaksa (dipaksa?) mengajar Bahasa Indonesia.
Tak masalah jika guru dadakan itu tergolong seorang munsyi—komprehensi ganda antara seorang dan inklanasi kesukacitaan berbahasa Indonesia, dan karena itu terpanggil untuk menguasainya, dan seorang yang tertantang menghasilkan bentuk bahasa tulis kreatif dalam identitas kepujanggaan di atas sifat-sifat kedibyaan budaya (Alif Danya Munsyi, 2005). Jika gurunya guru dadakan, hitung sendiri risiko ”kekacauan” (kognisi, afeksi, psikomotorik) keberbahasaan yang akan timbul.
Oleh sebab itu, kalau memang secara kuantitas dan kualitas guru Bahasa Indonesia sudah mentok, menurut hemat saya, salah satu cara untuk mengatasi persoalan itu adalah dengan meminta para munsyi turun gelanggang, mengajar siswa dan guru.
Kedua, tujuan penilaian kurang dipahami banyak pihak. Yang dikejar sekadar nilai akhir yang bersifat kuantitatif. Berbicara tentang bahasa tentu akan berkaitan dengan ekspresi/praktik bahasa (aspek kualitatif).
Dari segi praktik, bahasa mempunyai empat ranah penguasaan. Sesuai urutan tumbuh kembang manusia, yaitu aspek mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing).
Mestinya siswa didorong mengaitkan apa yang mereka dapat dengan pengalaman mereka sendiri saat menghabiskan jejulur waktu kehidupan; di sekolah, rumah, maupun lingkungan pergaulan.
”Ketika siswa dapat mengaitkan dengan pengalaman sendiri, mereka menemukan makna dan makna memberi mereka alasan untuk belajar,” tulis ELaine B Johnson dalam Contextual Teaching and Learning.
Ketiga, bahasa Indonesia, ibarat produk, ia lebih sering ditawarkan secara inferior. Tidak dikemas bagus, tetapi ala kadarnya, monoton. Guru sebagai pemasar tidak mampu meyakinkan calon pembeli bahwa produk yang dibawanya itu penting dan penuh manfaat.
Maka dari itu, perlu satu terobosan tentang bagaimana mengemas pembelajaran bahasa Indonesia agar menarik sehingga menerbitkan rasa cinta dan semangat belajar. Kalau cinta, para siswa akan memberikan perhatian tinggi.
Terobosan baru, misalnya, dari aspek writing dapat memanfaatkan blog sebagai ruang kreatif siswa. Tabiat asli blog yang bersifat personal akan memampukan mereka menulis tentang apa pun yang mereka suka, sepanjang apa pun yang mereka mampu. Dalam ranah listening, reading, dan speaking, siswa juga secara langsung dapat dikenal dan sentuhkan pada dunia yang sangat erat kaitannya dengan bahasa Indonesia, yaitu dunia literasi (keberaksaraan). Lebih spesifik lagi adalah dunia perbukuan dan jurnalistik.
Secara periodik pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas melalui kunjungan ke pameran buku, ke rumah para pengarang dan penulis, melibatkan diri dalam diskusi perbukuan, kunjungan ke media massa dan penerbit buku (wisata baca), dan lain sebagainya. Dengan begitu, pembelajaran bahasa Indonesia menjadi hidup, dinamis, dan penuh kejutan-kejutan baru.

Sabtu, 20 November 2010

Giliran Angklung Masuk Daftar UNESCO

Setelah batik, keris dan wayang, kini alat musik tradisonal angklung diakui UNESCO. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu menilai angklung Indonesia memenuhi kriteria sebagai warisan budaya tak benda dunia. Beberapa alasan utamanya, angklung adalah seni musik yang mengandung nilai-nilai dasar kerja sama, saling menghormati dan keharmonisan sosial, yang merupakan bagian utama identitas budaya masyarakat di Jawa Barat dan Banten.

Dimasukkannya angklung ke dalam representative list of humanity akan meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya arti warisan budaya tak benda, dan mempromosikan nilai-nilai kerjasama, disiplin dan saling menghormati.

Langkah-langkah pelestarian yang dilaksanakan Indonesia telah melibatkan kerja sama menyeluruh antara seniman, pemerintah dan masyarakat dengan tujuan mendorong tersebarnya pengetahuan angklung dalam konteks formal dan informal. Selain itu, diselenggarakannya lebih banyak pertunjukan kesenian angklung, berkembangnya kerajinan angklung, dan keberlanjutan tanaman bambu yang menjadi bahan baku angklung.

Pertimbangan lain, nominasi angklung mencerminkan luasnya partisipasi komunitas baik dalam usaha-usaha pelestarian dan dalam proses penyusunan nominasi angklung ke UNESCO, yang dilaksanakan melalui konsultasi formal.

Seluruh upaya pemerintah Indonesia tersebut merupakan perwujudan komitmen sebagai negara pihak Konvensi UNESCO tentang Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda yang berlaku sejak 2003. Konvensi ini telah diratifikasi 132 negara, termasuk Indonesia pada 2007.

Konvensi tersebut menekankan perlindungan warisan budaya tak benda, yaitu tradisi bertutur dan berekspresi, ritual dan festival, kerajinan tangan, musik, tarian, dan pergelaran seni tradisional.

Sidang UNESCO dibuka oleh Wakil Presiden Kenya Stephen Kalonzo Musyoka yang didampingi Direktur Jenderal UNESCO Irina Bokova dan Dr. Jacob Ole Miaron, Ph.D sebagai chairperson (presiden persidangan) dari Kenya. Sebanyak 460 peserta hadir sebagai utusan maupun perwakilan dari negara-negara bersangkutan, peninjau, perwakilan organisasi internasional, perwakilan lembaga swadaya masyarakat, dan pakar budaya

Bahasa Sinetron Keluar dari Kaidah bahasa Indonesia

Hingga saat ini sekitar 2.000 kosakata baru telah diserap ke dalam Bahasa Indonesia, baik yang berasal dari bahasa daerah maupun asing. Hal itu diungkapkan Dr. Mujizah, kepala Bidang Pengkajian Bahasa dan Sastra Pusat Bahasa, Kementerian Pendidikan Nasional.

Mujizah menyatakan hal ini dalam konferensi pers berkaitan dengan penyelenggaraan Bulan Bahasa dan Sastra 2010. "Tentu saja, kami tidak menyerap begitu saja. Melainkan disesuaikan ejaannya," kata Mujizah, yang juga menjadi ketua panitia Bulan Bahasa dan Sastra 2010.

Adapun bahasa daerah yang diserap adalah dari seluruh penjuru Tanah Air. Dan, Pusat Bahasa terus mencatat perkembangannya sesuai fungsi lembaga ini, yang antara lain, memberikan dukungan dan semangat kepada masyarakat luas dalam mengapresiasi masalah bahasa dan sastra.

Dalam kesempatan itu, Dra. Yeyen Maryani, kordinator Internal Pusat Bahasa, juga menjelaskan bahwa pihaknya telah mengadakan pemetaan terhadap bahasa daerah, yang hasilnya ternyata mengejutkan. Saat ini, katanya, ada 442 bahasa daerah yang sudah dipetakan. Sedangkan 400 lainnya di Papua, Maluku, Nusa Tenggara Timur belum terpetakan.

"Bahkan, di Maluku dan Maluku Utara banyak yang telah punah, sehingga sangat disayangkan," kata Yeyen, yang juga Kepala Tata Usaha Pusat Bahasa. Untuk itu, Yeyen berharap harus ada perhatian pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota untuk melestarikan bahasa daerah di tempat masing-masing, sehingga kepunahannya dapat dicegah atau setidaknya berkurang.

Yeyen juga menjelaskan soal pemakaian bahasa di televisi, khususnya sinetron dan film, yang nyata-nyata sering keluar dari kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tahun lalu, pihaknya sempat bertemu dengan `raja sinetron` Indonesia, Raam Punjabi. Pemilik rumah produksi Multivision Plus ini setuju perbaikan bahasa dalam sinetronnya. Sebab itu, kata Yeyen, Pusat Bahasa merekomendasikan Gerakan Cinta Bahasa Indonesia, sehingga penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan harapan.

Rabu, 10 November 2010

Perubahan Kata Baku Terbaru Yang Sering Digunakan Dalam Penulusan Dan Percakapan Sehari Hari

Dalam kehidupan sehari-hari terkadang tanpa disadari kita menggunakan kata-kata yang salah alias tidak sesuai dengan ejaan dalam Bahasa Indonesia. Salah satu atau dua ejaan kata dalam tulisan kita mungkin sah-sah saja bagi umum, namun tidak halnya bagi dosen atau guru bahasa indonesia. Ejaan yang baku sangat penting untuk dikuasai dan digunakan ketika membuat suatu karya tulis ilmiah.

Sebenarnya apa sih definisi atau pengertian ejaan baku dan ejaan tidak baku? Ejaan baku adalah adalah ejaan yang benar, sedangkan ejaan tidak baku adalah ejaan yang tidak benar atau ejaan salah.

Perkembangan bahasa Indonesia begitu pesat sehingga hal itu menyebabkan masyarakat pemakai bahasa Indonesia kadang-kadang mengabaikan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Jika kita berbicara masalah baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia, tentunya hal tersebut ada kaitannya dengan standarisasi bahasa Indonesia. Sebagai contoh, pemakai bahasa Indonesia kadang-kadang tidak memedulikan kaidah k, t, s, p dalam berbicara maupun menuliskannya . Padahal pemakai bahasa Indonesia umumnya sudah konsisten menggunakan kata bersuku kata dua atau tiga yang dimulai dengan fonem k, t, s, p jika diberi awalan me(N)- atau meng- (beserta variasi imbuhannya) menjadi luluh. Ketidakseragaman tersebut tampak dalam kehidupan sehari-hari , Contohnya :

Mempengaruhi - Memengaruhi
Mensosialkan - Menyosialkan
Mempedulikan - Memedulikan
Memperkosa - Memerkosa
Mempopulerkan - Memopulerkan
Mengkomunikasikan - Mengomunikasikan
Mempesona - Memesona
Memperhatikan - Memerhatikan

Rabu, 03 November 2010

Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi adalah salah satu jenis karangan yang melukiskan suatu objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat melihat, mendengar, merasakan, mencium secara imajinatif apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dicium oleh penulis tentang objek yang dimaksud.

Contoh

Gadis kecil itu. Ia terus memandangi lautan yang biru. Gulungan riak-riak kecil tak
membuatnya bergeming. Hembusan hawa pantai nan panas, tak membuat matanya
beralih dari laut. Air pantai terus menyapu lembut kulit kakinya. Deburan suara ombak mengisiki telinganya. Hari itu langit tak berawan. Ia terus memandangi laut. Laut
yang semakin biru sampai ambang cakrawala.Ia memandangi nelayan yang tengah
menepi. Memandangi pulau kecil nan jauh di seberang sana. Ia benci laut!
Gadis itu benci laut, karena di sanalah kedua orang tuanya meninggal.

Paragraf Argumentasi

Paragraf Argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan kebenaran tentang sesuatu.

Untuk memperkuat ide atau pendapatnya penulis wacana argumetasi menyertakan data-data pendukung. Tujuannya, pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang disampaikan penulis.

Dalam paragraf argumentasi, biasanya ditemukan beberapa ciri yang mudah dikenali. Ciri- ciri tersebut misalnya (1) ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya; (2) alasan, data, atau fakta yang mendukung; (3) pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan.

Pada akhir paragraf atau karangan, perlu disajikan kesimpulan. Kesimpulan ini yang membedakan argumentasi dari eksposisi.

Contoh :

Menyetop bola dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara sempurna. Tembakan kaki kanan dan kiri tepat arahnya dan keras. Sundulan kepalanya sering memperdayakan kiper lawan. Bola seolah-olah menurut kehendaknya. Larinya cepat bagaikan kijang. Lawan sukar mengambil bola dari kakinya. Operan bolanya tepat dan terarah. Amin benar-benar pemain bola jempolan

Paragraf Narasi

Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam karangan atau paragraf narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf naratif tidak memiliki kalimat utama.
Paragraf naratif disusun dengan merangkaikan peristiwa-peristiwa yang berurutan atau secara kronologis. Tujuannya, pembaca diharapkan seolah-olah mengalami sendiri peristiwa yang diceritakan.
Contoh : novel, cerpen, drama
Paragraf narasi dibedakan atas dua jenis, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Paragraf narasi ekspositoris
berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa tersebut secara tepat.
Paragraf narasi sugestif adalah paragraf yang berisi rangkaian peristiwa yang disusun sedemikian rupa seehingga merangsang daya khayal pembaca, tentang peristiwa tersebut.

Contoh :

Siang itu, Sabtu pekan lalu, Ramin bermain bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah
kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi
utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi
Ahmad, mempelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan
Kampung Meruyung. Mereka membawakan lagu “Mars Jalan” yang dirasa tepat untuk
mengantar Ahmad, sang pengantin….

Pengertian Pidato, Tujuan, Sifat, Metode, Susunan Dan Persiapan Pidato Sambutan

A. Definisi / Pengertian Pidato

Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.

Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.

B. Tujuan Pidato

Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.

C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato

Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.

D. Metode Pidato

Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum :
1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata.
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta.
3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi.

E. Persiapan Pidato

Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.

F. Kerangka Susunan Pidato

Skema susunan suatu pidato yang baik :
1. Pembukaan dengan salam pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)

Bagaimana Menulis Artikel di Media Massa

artikel didefinisikan sebagai bentuk karangan yang berisi analisis suatu fenomena alam atau sosial dengan maksud untuk menjelaskan siapa, apa, kapan, dimana, bagaimana dan mengapa fenomena alam atau sosial tersebut terjadi. Suatu artikel kadang-kadang menawarkan suatu alternatif bagi pemecahan suatu masalah.

Hal-hal yang harus diperhatikan saat ingin menulis artikel :

KENALI MEDIA
Isi sebuah media, sekurang-kurangnya terdiri atas dua hal pokok. Pertama Fakta dan kedua Opini. Fakta disajikan dalam bentuk berita (meskipun ada banyak media massa yang beritanya ditulis dengan unsur subjecktivitas tinggi), sedangkan opini diwujudkan dalam bentuk karikatur, tajuk, surat pembaca, kolom, surat pembaca dan artikel. Biasanya, surat pembaca dan artikel memang ditulis oleh penulis luar dalam hal ini adalah pembaca dan masyarakat luas. Rubrik ini ditujukan sebagai sarana membangun komunikasi dua arah antara redaksi dengan pembacanya. Di beberapa media tertentu, pengaruh surat pembaca sangat siginifikan. Misalnya di media nasional seperti KOMPAS dan Tempo.

Seseorang yang ingin menulis artikel di media massa harus paham bahwa media yang ia tuju adalah media yang dibaca oleh banyak orang. Artinya secara teoritis pembacanya adalah orang-orang yang beragam baik dari sisi usia, pekerjaan, sosial ekonomi, jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Impilikasinya, ia harus bisa membuat artikel yang bisa mudah dimengerti oleh semua kalangan pembaca, termasuk didalamnya efek sosial politis yang mungkin timbul dari tulisannya tersebut.

Meskipun pada umumnya ditujukan untuk kalangan umum, setiap media memiliki kekhususan tertentu. Dalam bahasa bisnis disebut sebagai segmen pasar. Ada penerbitan yang isi artikel ditujukan hanya untuk konsumen bisnis seperti majalah ekonomi dan swasembada. Khusus dibidang komputer seperti CHIP, Elektro indonesia, Komputek. Majalah keluarga seperti Femina dan Bunda. Majalah keisalaman seperti Sabili, Tarbawi, Elfata, Hidayatullah dsb. Media massa umum seperti Jawa Pos, KOMPAS, Suara pembaruan, Republika, Suara Karya, Surabaya Post dan sejenisnya tetap memiliki segmen yang berbeda. Semua tergantung kebijakan redaksi masing-masing.

Oleh karena itu, mengenali karakteristik media yang dituju menjadi sesuatu hal yang sangat mutlak bagi penulis artikel. Seorang penulis artikel harus memahami "selera" dan "Misi" setiap penerbitan masing-masing. Menulis artikel di Jawa Pos memerlukan pendekatan yang berbeda ketika kita menulis artikel di media lokal. Karena ke-2nya memiliki ciri khas masing-masing.

AKTUAL
Apa sebenarnya yang ingin dijual oleh media massa ? INFORMASI. Tepat sekali. Karena itu salah satu kehebatan sebuah media biasanya diukur lewat pertanyaan "seberapa aktual informasi yang disajikan?". Nah, penulis artikelpun harus mengikuti jalur ini.

Untuk bisa mengetahui aktualitas berita, penulis artikel dituntut untuk gemar membaca dan membaca. Karena itu, sebelum memutuskan untuk menjadi penulis syarat mutlak yang juga perlu dijawab adalah "seberapa besar minat kita untuk membaca?" Lupakan saja menjadi penulis artikel yang baik jika memang tidak suka membaca.

Aktualitas artikel bisa diperoleh dengan mengamati fenomena-fenomena yang saat ini sedang terjadi. Misalnya, ketika terjadi bom bali II silam insting menulis saya langsung bilang "Berarti sistem pertahanan kita lemah". Berangkat dari situ dan didukung sejumlah referensi saya akhirnya bisa menulis artikel dengan judul "Teknologi Pencegahan Terorisme" yang kemudian dimuat di media Suara Karya. Atau ketika ramai-ramainya protes warga korban SUTET PLN di jakarta kemarin saya juga sempat membuat tulisan "Berbahayakah Radiasi SUTET" yang keesokan harinya langsung dimuat di Radar Surabaya. Sebenarnya secara subtansial isi artikel yang saya tulis diatas tidak terlalu mendalam (bahkan untuk ukuran intelektual sangat dangkal), tetapi karena media mengingikan sesuatu yang aktual, fresh dan baru maka yang demikian pun bisa dimuat. Logikanya mungkin begini "Jelek-jelek dikit gak apalah yang penting aktual, ketimbang artikelnya bagus tapi basi !!!".

Nah,jika kita mau jeli, ada banyak kejadian dimasyarakat yang bisa kita analisa. Misalnya lagi tentang berita masuknya majalah Playboy, Impor beras, CPNS atau tentang bencana alam yang hingga hari ini masih terus terjadi. Sekali lagi, kuncinya hanya satu : Banyak-banyaklah membaca.

DARI MEDIA KECIL
Jika kita seorang penulis pemula, jangan memaksakan diri untuk menulis artikel di media cetak besar. Lebih baik jika memulai mengirim artikel pada media lokal sembari mulai mengenalkan diri kepada redaksi. Syukur jika bisa secara rutin bisa menulis dimedia yang bersangkutan. Pada umumnya, redaksi media cetak lokal justru memiliki banyak waktu untuk menyeleksi dan memberi komentar terhadap artikel yang masuk.

Ada baiknya juga jika kita menjadi penulis dengan spesialiasi khusus. Bukan berarti menulis sembarang tema tidak boleh, tetapi biasanya redaksi akan memberikan peluang lebih bagi artikel yang ditulis sesuai dengan kompetensinya. Saya misalnya, sejak mulai merintis menulis selalu mengkhususkan diri dibidang Iptek dan pendidikan. Pernah sekali dua kali menulis dibidang sosial, tetapi tidak pernah dimuat.

Penulis-penulis yang sudah punya namapun biasanya hanya akan menulis artikel sesuai dengan kompetensinya. Sebut saja, Yohannes Surya dan Terry Mat yang konsisten menulis tentang dunia ke-fisika-an. R Panca Dahana dengan tulisan seputar kebudayaan. Indra J Pillang biasanya menulis tentang pemilu. Taufik yang biasa menulis artikel tentang astronomi di KOMPAS. Anita Lie, Ki Supriyoko lewat tulisannya seputar pendidikan. Hermawan Kartajaya dengan kolom-kolom marketingnya. Juga ada Hernowo yang biasa menulis artikel tentang baca-tulis atau Tommy Su yang biasa membahas masalah akulturasi kebudayaan. Di Surabaya, ada Pak Alisyabana yang identik dengan tulisan-tulisan tentang problematika tata kota.

Akhirnya, yang tidak boleh kita tinggalkan adalah soal etos kerja. Menulis artikel memerlukan sebuah ketekunan dan kadang-kadang membutuhkan riset kecil-kecilan untuk mendukung validitas data yang kita tulis. Displin untuk tetap menulis, meskipun artikel yang kita kirim belum juga dimuat.

Senin, 01 November 2010

Perubahan Kata Baku Yang Sering Digunakan Dalam Penulusan Dan Percakapan Sehari Hari

Dalam kehidupan sehari-hari terkadang tanpa disadari kita menggunakan kata-kata yang salah alias tidak sesuai dengan ejaan dalam Bahasa Indonesia. Salah satu atau dua ejaan kata dalam tulisan kita mungkin sah-sah saja bagi umum, namun tidak halnya bagi dosen atau guru bahasa indonesia. Ejaan yang baku sangat penting untuk dikuasai dan digunakan ketika membuat suatu karya tulis ilmiah.

Sebenarnya apa sih definisi atau pengertian ejaan baku dan ejaan tidak baku? Ejaan baku adalah adalah ejaan yang benar, sedangkan ejaan tidak baku adalah ejaan yang tidak benar atau ejaan salah.

Bagaimana untuk mengetahui bahwa kata pada kalimat yang kita tulis tidak menyalahi aturan ejaan baku dan ejaan tidak baku? Cukup dengan membuka buku kamus bahasa indonesia yang terkenal baik yang dikarang oleh yang baik pula sebagai referensi. Contoh Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Berikut ini adalah contoh kata-kata baku bahasa Indonesia :

- apotik : apotek
- atlit : atlet
- azas : asas
- azasi : asasi
- bis : bus
- do'a : doa
- duren : durian
- gubug : gubuk
- hadist : hadis
- ijin : izin
- imajinasi : imaginasi
- insyaf : insaf
- jaman : zaman
- kalo : kalau
- karir : karier
- kongkrit : konkret
- nomer : nomor
- obyek : objek
- ramadhan : ramadan
- rame : ramai
- rapor : rapot
- sentausa : sentosa
- trotoar : trotoir
- kreatifitas : kreativitas
- kreativ : kreatif
- aktifitas : aktivitas
- aktiv : aktif
- sportifitas : sportivitas
- sportiv : sportif
- produktifitas : produktivitas
- produktiv : produktif