Sabtu, 26 Februari 2011

FILM HOLLYWOOD MENGHILANG DARI BIOSKOP

Anda penggemar film Hollywood? Jangan kaget bila nanti berkunjung ke bioskop kesayangan Anda tidak menemukan lagi deretan film-film produksi industri film dunia Hollywood. Motion Picture Association of America (MPAA) menghentikan distribusi film-film Hollywood ke Indonesia, Kamis (17/2). Keputusan tersebut dikatakan Vice Presiden MPAA Frank Rittman setelah pemutaran preview film nominasi Oscar Black Swan untuk para wartawan. Yang lebih membuat pihak MPAA geram adalah maraknya pembajakan film serta tarif bea masuk atas hak distribusi film impor yang melonjak tajam. Keputusan ini diambil setelah pemerintah Indonesia mulai membebankan bea masuk atas hak distribusi film impor sebesar 23,75 persen atas nilai barang.
Dalam siaran persnya, MPAA juga mengemukakan kekhawatirannya mengenai pembajakan yang selalu luput dari pengawasan pemerintah. Hal itu dinilai MPAA sebagai bukti dari lemahnya penegakan hukum di Indonesia.

Kebijakan bea masuk atas hak distribusi film impor harusnya berlaku sejak tanggal 1 Januari 2009. Tanggal efektif itu ditunda dua kali, pertama hingga 1 Januari 2010, dan kemudian sampai bulan Januari 2012. Jika peraturan tersebut diberlakukan maka masuknya film impor akan dibatasi bahkan ditiadakan sama sekali. Hal tersebut dikhawatirkan dapat berimbas terhadap kelangsungan hidup jangka panjang dari industri film yang berkembang di Indonesia.

Film yang sudah terlanjur diputar akan segera ditarik dari peredaran. Ini terlihat dalam situs 21.cineplex.com, dimana jadwal film yang akan datang berisikan judul film-film Indonesia.
Dampaknya, para penggemar film mengaku akan mencari alternatifnya dari kepingan film VCD dan DVD di pasaran.

Sejumlah penikmat film yang ditemui mengaku terpaksa akan mencari media lain untuk memuaskan keinginan menikmati film produksi Hollywood. "Saya mungkin akan mencari DVD bajakan yang mengeluarkan film baru," ujar Andre, warga Jakarta penikmat film Hollywood. Tak hanya DVD, sebagian lagi mengaku akan memikirkan untuk berlangganan televisi berbayar. Namun begitu, sejumlah pedagang DVD di Jakarta mengaku belum merasakan dampak dari hilangnya film Hollywood di peradaran.
Boikot pasokan film Hollywood oleh Asosiasi Produsen Film Amerika membuat bioskop di Tanah Air hingga kini belum berani memajang film Hollywood terbaru yang seharusnya tayang bulan depan. Hingga kini jaringan bioskop masih menunggu kepastian dari distributor.
Pasar film Indonesia selama ini memang diserbu film asing. Menurut data Kementerian Budaya dan Pariwisata, sejak 2007 pasar film Indonesia 85 persen dikuasai film impor. Namun, di tahun berikutnya jumlah tersebut turun bervariasi. Yang jelas, 60 hingga 70 persen masih dikuasai film impor. Ini menunjukkan pasar film Tanah Air memang menggiurkan bagi produsen film asing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar