Sabtu, 16 Januari 2010

Gara-gara Puasa Mourinho Dikecam

Agama adalah ranah pribadi. Rupanya hal itu dilupakan Jose Mourinho. Pelatih Inter Milan asal Portugal berusia 46 tahun itu berpendapat bahwa berpuasa, salah satu kewajiban umat muslim, tidak selayaknya dilakukan seorang pesepakbola saat tampil dalam pertandingan.

Hal itu diungkapkan Special One menanggapi pertanyaan tentang keputusannya menarik keluar Sulley Ali Muntari ketika Nerazzurri menjamu Bari di laga perdana Serie A Italia, Minggu (23/8). Padahal saat itu babak pertama baru berlangsung 29 menit.

“Muntari mempunyai masalah yang terkait dengan (bulan) Ramadan. Mungkin, dalam kondisi cuaca yang cukup panas, tidak baik baginya untuk tetap mengerjakannya (berpuasa),” ujar Mourinho seperti yang dikutip Channel 4. “Datangnya Ramadan (kali ini) bukanlah waktu yang ideal bagi seorang pemain untuk tetap bermain,” imbuhnya.

Komentar Mourinho itu mengundang kecaman dari Mohamed Nour Dachlan, Ketua Persatuan Komunitas dan Organisasi Islam di Italia (UCOII). “Saya pikir Mourinho tak usah banyak cingcong,” tandas Nour Dachlan kepada La Reppublica seperti yang dikutip Goal.

“Seorang pemain yang melaksanakan aturan (kewajiban) Islam tidak (otomatis) dapat dikatakan tampil buruk di lapangan. Kami mengetahui jika dengan pengobatan, stabilitas mental, dan sisi psikologi dapat membuat tampilan seorang pemain menjadi baik. Tidak peduli apakah si pemain beragama Kristen, Yahudi, atau Muslim, dengan pikiran yang tenang ia akan selalu mampu menunjukkan permainan terbaiknya di lapangan,” ujar Nour Dachlan berapi-api.

Penilaian Mourinho—yang dibantah Nour Dachlan—mendapat dukungan dari ahli nutrisi, Giulio Scala yang telah berpengalaman menangani sejumlah atlet, baik pria maupun wanita. Menurut Scala, berpuasa memiliki dampak yang besar terhadap unjuk kinerja seorang pemain di lapangan. Alasannya? “Penurunan hidrasi sebesar satu persen saja akan membuat ketahanan menyusur sampai 20 persen,” klaim Scala kepada Goal.

Jadi, “Adalah buruk jika dalam pertandingan seorang pemain berada dalam kondisi tanpa makanan selama 12 jam atau lebih. Hal itu akan mengurangi level energi dan glikogen. Seorang pemain tidak akan mampu berlari selama 90 menit tanpa asupan nutrisi yang cukup,” pungkasnya.
www.liputanbola.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar