Sabtu, 16 Januari 2010

The Gunners Tergugah Perjuangan Seorang Bocah

Cerita ringan yang membuktikan pesepakbola profesional yang berkecimpung dalam kompetisi Liga Premier Inggris tidak melulu terjebak dalam gaya hidup yang berfoya-foya ataupun senang main perempuan. Masih banyak pesepakbola lainnya yang punya hati nurani untuk membantu sesama.

Itulah yang ditunjukkan manajer dan para pemain Arsenal yang sudi bergotong royong—merogoh dompetnya masing-masing—untuk membantu Unit Lung Function di Rumah Sakit Great Ormond Street, London. Besarnya iuran The Gunners terbilang lebih dari lumayan, mencapai 500 ribu pound atau sekitar Rp 8,25 miliar!

Usut punya usut, kemauan untuk berbagi atau berderma itu dipicu dari perjuangan seorang bocah bernama Jake Peach. Sebagaimana anak normal lainnya, putra pasangan Sersan Martin Boreham dan Karen Hunter, supervisor retail, yang berusia 12 tahun ini gemar bermain bola. Namun, apa daya, pada Hari Ibu, 23 Maret 2008 lalu, Jake divonis mengidap penyakit kanker darah atau yang lebih dikenal dengan leukemia. Alhasil, Jake kudu menjalani kemoterapi.

Di sela-sela kemoterapi, muncul masalah baru. Selain suhu tubuhnya kian memanas, mencapai 40 derajat Celcius, Jake terkena radang paru-paru. Batuknya mengeluarkan darah. Mengingat lemahnya kondisi Jake, tim dokter memutuskan memasukkannya dalam ventilator dan membuatnya pingsan. Empat minggu berlalu, usaha tim medis berjalan tanpa hasil. Dokter pun waswas jika Jake tak mampu bangun kembali. “Saya mulai hilang harapan (akan keselamatan Jake),” kata Karen lirih seperti yang dikutip The Sun.

Namun, nasib orang siapa tahu. Perlahan tapi pasti, pendarahan dari paru-paru Jake mulai berhenti. Ia pun kembali bisa bernafas. Meski demikian, Jake tetap tak sadarkan diri. Dua bulan berlalu, mukjizat itu datang. Jake kembali siuman. Guna kembali dapat bermain bola, tanpa kenal lelah Jake, dengan dibantu Karen, melakukan fisioterapi. Hasilnya, sembilan pekan kemudian, Karen tak mampu menutupi kegembiraannya melihat putranya itu kembali sembuh seperti sediakala.

Nah, di sela-sela proses fisioterapi itulah, September 2008, Jake yang mengaku lebih senang menjadi kiper, dijanjikan “kado” oleh lembaga amal Rays of Shunshine yaitu, jika sembuh, ia dapat bertemu dengan para pemain Arsenal di Emirates Stadium. Alhasil, Jake mendapat kado tersebut pada Kamis (6/8) lalu seiring dengan kedatangan Cesc Fabregas dkk ke Rumah Sakit Great Ormond Street. “Arsenal menjadi inspirasi yang luar biasa bagi saya. Apa yang selama ini saya inginkan adalah kembali bermain bola,” ujar Jake penuh semangat.

Tak kalah gembiranya Jake mendengar kabar jika skuad Wenger mau membantu rumah sakit di mana ia dirawat. “Serasa terbang ke langit mendengar Arsenal mau membantu (RS) Great Ormond Street. Tak terpikir sedikit pun jika mereka bakal memilih kami. Hari ini hari yang terbaik bagi tim terbaik di dunia dan bagi rumah sakit yang terbaik pula. Anak-anak di Great Ormond Street tentunya akan sangat menghargai bantuan dan dukungan Arsenal. Bahkan, bagi anak-anak pendukung Chelsea sekalipun,” tegas Jake.

Fabregas mengaku angkat topi dengan kegigihan Jake dalam memulihkan kondisinya. “Luar biasa. Ia punya mental yang kuat. Saya pun yakin anak-anak lainnya yang mengalami kondisi serupa juga punya mental yang kuat pula. Jake harus berlatih dari nol untuk kembali ke kondisi semula. Sedih mendengarnya. Namun, hikmahnya, perjuangan Jake membuktikan jika seseorang ingin benar-benar mendapatkan sesuatu, ia bakal bisa mendapatkannya,” puji Fabregas.

Sikap mental Jake itu pun bisa menjadi pelajaran berharga bagi para pesepakbola profesional. “Bagi pesepakbola, jika belum mendapat kesempatan untuk bermain, mungkin saja ia tak akan mau berlatih dengan keras. Tetapi, justru sebaliknya. Jika dalam kondisi seperti itu, ia harus berlatih dengan lebih keras untuk menunjukkan kepada bos (manajer) bahwa ia layak dimasukkan dalam skuad. Kami dapat mengambil banyak pelajaran dari (perjuangan) anak-anak seperti Jake,” tandas Fabregas.
www.liputanbola.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar